EKONOMI MAKRO
“Penawaran
Agregat Atau Output Agregat”
Oleh :
Nama : Nurlisa Abdurahman
NIM : 16140059
FAKULTAS
SYARIAH DAN EKONOMI ISLAM
PROGRAM
STUDI S1 PERBANKAN SYARIAH
INSTITUT
AGAMA ISLAM NEGERI
TERNATE2018
DAFTAR ISI
DAFTAR
ISI..............................................................................................................................i
BAB
I PENDAHULUAN.........................................................................................................ii
1.1 Latar
Belakang........................................................................................................ii
1.2 Rumusan
Masalah...................................................................................................ii
1.3 Tujuan
Masalah.......................................................................................................ii
BAB II PEMBAHASAN..........................................................................................................1
2.1 Pengertian Penawaran
Agregat...............................................................................1
2.2 Pengertian Permintaan
Agregat...............................................................................3
2.3 Permintaan Dan
Penawaran Agregat Dalam Pandangan Klasik.............................4
2.4 Permintaan Dan
Penawaran Agregat Dalam Pandangan Keynes...........................5
BAB
III PENUTUP..................................................................................................................8
3.1 Kesimpulan..............................................................................................................8
3.2 Saran........................................................................................................................8
DAFTAR
PUSTAKA................................
BAB
I
PENDAHULUAN
1.1 LATAR BELAKANG
Penawaran
agregat (aggregat suply) dan permintaan agregat (aggregat demand)
sebagai model analisis dalam teori makro ekonomi, terutama dalam kaitannya
dengan bagaimana tingkat harga ditentukan. Selain itu, juga akan dibahas
mengenai faktor-faktor yang mempengaruhi dan menentukan permintaan agregat (AD)
dan penawaran agregat (AS).
Dalam
analisis AD-AS istilah penawaran agregat mempunyai pengertian yang sedikit
berbeda. Pertama, dalam analisis AD-AS penawaran agregat diartikan sebagai
penawaran barang dan jasa yang dilakukan oleh perusahaan-perusahaan dalam suatu
Negara. Berarti penawaran agregat sama dengan barang dan jasa yang ditawarkan
(diproduksikan) perusahaan-perusahaan dalam perekonomian. Perbedaan lainnya,
yang merupakan perbedaan yang lebih penting, bersumber dari ciri pokok konsep
tersebut. Dalam analisis AD-AS cirri penawaran agregat dikaitkan dengan tingkat
harga.
1.2 RUMUSAN MASALAH
1. Apa pengertian dari penawaran
agregat?
2. Apa pengertian dari permintaan
agregat?
3. Bagaimana keseimbangan jangka pendek
pada keseimbangan penawaran dan permintaan?
4. Bagaimana permintaan dan penawaran
agregat dalam pandangan klasik?
5. Bagaimana permintaan dan penawaran
agregat dalam pandangan Keynes?
BAB II
PEMBAHASAN
2.1
Penawaran Agregat
Adapun yang dimaksud dengan penawaran agregat adalah (aggregate
supply,AS) adalah jumlah seluruh barang akhir dan jasa-jasa di dalam
perekonomian yang dijual atauditawarkan oleh perusahaan-perusahaan (firms)
pada berbagai tingkat harga. Dengan perkataan lain, dapat dikatakan bahwa
penawaran agregat itu pada dasarnya merupakan nilai total dari seluruh barang
akhir dan jasa yang dihasilkan di dalam perekonomian.
Penawaran
agregat didalam suatu perekonomian di pengaruhi oleh beberapa faktor sebagai
berikut :
§
Besarnya angkatan kerja (size of
the labor force).
§
Besarnya stok kapital (size of
capital stock).
§
Keadaan atau tingkat teknologi (state
of technology).
§
Tingkat pengangguran alamiah (natural
rate of unemployment).
§
Harga faktor-faktor produksi.
Berkaitan dengan penawaran agregat ini barangkali penting untuk dibedakan
antarapenawaran agregat jangka panjang (short-run aggregate supply,SRAS)
dan penawaran agregat jangka panjang (long-run aggregate supplay,LRAS).pengertian
yang telah dikemukakan di atas adalah dalam artian penawaran agregat jangka
pendek (short-run aggregate supply). Sedangkan penawaran agregat jangka
panjang( lomg run aggregate supply ) lebih menunjuk kepada
jumlah output riil yang ditawarkan ketika upah dan harga-harga telah
disesuaikan sedemikian rupa sehingga masing-masing perusahaan memproduksi
output yang memaksimumkan keuntunganya dan perekonomian berada pada tingkat
kesempatan kerja penuh (full employment level).
1.
Kurva Penawaran Agregat Jangka
Panjang
Jumlah output yang dapat dihasilkan
dalam perekonomian jangka panjang ditentukan oleh jumlah modal dalam
perekonomian dan jumlah tenaga kerja yang ditawarkan dalam tingkat pekerjaan
penuh (full employment). (Baca juga: pengertian
dan dampak inflasi )
Tingkat
Pengangguran Alamiah adalah suatu keadaan dimana kegiatan
perekonomian bergerak menuju jangka panjang. Tingkat output agregat yang
dihasilkan pada tingkat pengangguran alamiah disebut Tingkat Output Natural (natural
rate of output) yaitu tingkat dimana perekonomian berada pada jangka
panjang untuk setiap tingkat harga.
Dengan demikian kurva penawaran
jangka panjang menunjukkan kedaan yang vertikal pada tingkat output alamiah.
2.
Kurva Penawaran Agregat Jangka
Pendek
Karena tujuan perusahaan
memaksimalkan keuntungan maka jumlah output yang ditawarkan ditentukan oleh
keuntungan yang dibuat atas setiap unit output.
“Jika keuntungan meningkat maka akan
lebih banyak output agregat yang akan dihasilkan dan jumlah output yang
ditawarkan akan meningkat. Jika keuntungan menurun maka akan lebih sedikit
output agregat yang akan dihasilkan dan jumlah output agregat yang ditawarkan.”
Keuntungan atas suatu unit output
sama dengan harga untuk unit tersebut dikurangi dengan biaya
produksinya. Dalam penawaran agregat jangka pendek, biaya dari
banyaknya faktor yang masuk ke dalam produksi barang dan jasa adalah tetap. Karena
biaya-biaya ini bersifat tetap dalam
penawaran agregat jangka pendek. (Baca juga:
metode unit produksi )
Ketika tingkat harga keseluruhan
naik maka harga untuk suatu unit output akan meningkat relatif terhadap biaya
produksi dan keuntungan per unit akan meningkat juga. Karena tingkat harga yang
lebih tinggi maka akan menghasilkan tingkat keuntungan yang lebih besar dalam
jangka pendek. Perusahaan menaikkan produksi dan jumlah output agregat yang
ditawarkan meningkat, yang menghasilkan kurva penawaran agregat jangka pendek
yang memiliki kemiringan ke atas.
Jika biaya produksi suatu output
meningkat maka akan menimbulkan keuntungan atas suatu unit output akan menurun
dan jumlah output yang akan ditawarkan pada setiap tingkat harga akan menurun
juga. Kurva penawaran agregat jangka pendek bergeser ke kiri ketika
biaya produksi meningkat dan ke
kanan ketika biaya produksi menurun.
Faktor-faktor yang menyebabkan kurva penawaran jangka
pendek bergeser yaitu sebagai berikut :
- Tingkat kekakuan pasar tenaga kerja.
- Perkiraan inflasi.
- Upaya pekerja untuk mendorong upah riil tenaga kerja.
- Perubahan biaya produksi yang tidak berkaitan dengan upah (seperti biaya energi).
2.2
Permintaan Agregat
Permintaan agregatif adalah seluruh permintaan terhadap barang dan jasa
yang terjadi dalam suatu perekonomian, baik yang berasal dari dalam negeri
maupun yang berasal dari luar negeri.
Banyak faktor yang mempengaruhi besarnya permintaan agregatif, diantaranya
tingkat harga secara umu, jumlah uang yang beredar nominal, jumlah obligasi
pemerintah, defisit tertimbang dan pemanfataan tenaga kerja secara penuh dan
lain-lain.
Dalam pembahasan ini, akan menganalisis pengaruh perubahan harga secara
umum terhadap permintaan agregatif disini di tunjukkan oleh besarnya pendapatan
nasional (Y).
Dengan demikian kurva permintaan agregatif dapat digunakan untuk melihat
hubungan antara tingkat harga dengan besarnya pendapatan nasional.
Perubahan
tingkat harga akan mempengaruhi keseimbangan melalui pengaruhnya terhadap
penawaran uang riil. Jumlah penawaran uang riil adalah sebagai berikut :
M’s = Ms
P
Dimana Ms adalah penawaran uang mnominal dan p adalah tingkat harga. Jelas
bahwa kenaikan tingkat harga akan menurunkan penawaran uang riil dan penurunan
tingkat harga umum akan meningkatkan penawaran uang yang sesungguhnya. Pada
ekonomi islam, peningkatan penawaran uang riil karena penurunan tingka harga
akan berakibat meningkatnya jumlah uang tunai yang di pegang oleh perorangan
maupun perusahaan. Oleh karena mereka berkepentingan untuk mengurangi jumlah
uang tunai agar zakat dab biaya lainya yang di kenakan atas penarikan modalnya
dapat di bayar dari keuntungan, bukan dari modal itu sendiri, maka mereka akan
mencairkan tabunganya.
Dengan begitu investasi berhubungan dengan tingkat keuntungan yang di
harapkan, dan melalui proses pengandaan akan meningkatkan pendapatan nasional.
Sebagian dari uang yang diiaktifkan itu mungkin diarahkan kepada peningkatan
konsumsi dan ini juga akan menaikkan pendapatan nasional.
2.3
Permintaan Dan Penawaran Agregat Dalam Pandangan Klasik
Model klasik didasarkan pada asumsi bahwa perekonomian beroperasi ibarat
sebuah mekanisme yang dapat melakukan pengaturan, penyesuain, atau koreksi
secara otomatis (self-regulating,self –adjusting, atau self- correcting),
cenderung bergerak menuju kepada keseimbangan pada tingkat kesempatan kerja
penuh (full employment level). Mengenai factor yang mempengaruhi
permintaan agregat (AD) menurut pandangan kaum klasik secara actual hanyalah
faktor jumlah uang beredar (money supply). Perubahan di dalam permintaan
agregat.
Kebijakan fiskal (perubahan di dalam pengeluaran pemerintah dan atau pajak)
menurut kaum klasik tidak mempunyai pengaruh terhadap permintaan agregat dan
output. Hal tersebut disebabkan karena adanya crowding-outeffect dari
ekspansi fikal terhadap investasi swasta. Kenaikan di dalam pengeluaran
pemerintah (G) atau penurunan di dalam pajak (T) menurut kaum Klasik akan
menyebabkan tingkat bunga naik, yang pada gilirannya menurunkan investasi
swasta (I), dan bahkan juga pengeluaran konsumsi (C).
Sedangkan
menyangkut penawaran agregat (AS), kaum klasik tidak membuat pembedaan antara
kurva penawaran agregat jangka pendek (SRAS) dan kurva penawaran jangka panjang
(LRAS). Bagi kaum klasik hanya ada satu kurva penawaran agregat yaitu kurva
peenawaran agregat yang tegak lurus atau vertical, yang menunjukkan bahwa
jumlah output barang atau jasa yangsama akan ditawarkan berapapun harganya.
Dengan perkataan lain, jumlah output barang atau jasa yang ditawarkan itu tidak
bergantung pada tingkat harga. Kurva penawaran agregat kaum klasik didasarkan
pada asumsi bahwa pasar tenaga kerja berada pada kseimbangan dengan kesempatan
kerja (employment) berada dalam kondisi full employment. Dalam pandangan
klasik, kurva SRAS selaulu bergerak ka arah tingkat output full
employmentuntuk berpotongan antara kurva LRAS. Dengan perkataan lain, keseimbangan
di tentukan oleh perpotongan antara kurva AD dan kurva LRAS.
Dengan perkataan lain, keseimbangan ditentukan oleh perpotonngan antara
kurva permintaan agregat (AD) dengan kurva penawaran agregat jangka panjang
(LRAS). Di dalam model makro ekonomi klasik, keseimbangan terjadi dimana
kekuatan permintaan agregat (AD) dan penawaran agregat (AS) adalah seimbang.
Permintaan agregat menurut kaum klasik hanya bergantung pada tingkat teknologi
dan sekaligus merupakan tingkat output atau GNP riil kesempatan kerja penuh (full
employment level of real GNP).
2.4
Permintaan Dan Penawaran Agregat Dalam Pandangan Keynes
Di dalam model makro ekonomi Keynes, faktor paling penting yang menentukan
tingkat permintaan agregat (AD) adalah kebijakan fiskal (fiscal policy).
Sedangkan kebijakan moneter atau perubahan dalam jumlah uang beredar (money
supply) menurut Keynes pengaruhnya terhadap permintaan agregat adalah lemah
dan bahkan dapat dikatakan tidak ada. dalam model Keynes, perubahan dalam
jumlah uang beredar mempengaruhi permintaan agregat melalui efeknya atas
investasi. Pengaruh uang beredar terhadap investasi bersifat tidak langsung (indirect),
yaitu melalui tingkat bunga. Menurut Keynes, suatu kenaikan di dalam jumlah
uang beredar tidak mepunyai pengaruh yang berarti terhadap penurunan dalam
tingkat bunga, dan tingkat bunga itu sendiri menurut Keynes pengaruhnya
terhadap investasi adalah lemah.
Sedangkan berkaitan dengan penawaran agregat, Keynes dan
pengikut-pengikutnya (Keynesian) mengatakan bahwa kurva penawaran agregat
jangka pendek (SRAS) adalah horizontal (perfectly elastic), yang berarti
bahwa suatu jumlah output riil akan ditawarkan pada suatu tingkat harga
tertentu. Dengan perkataan lain, perusahaan akan menawarkan berapapun jumlah
barang yang diminta pada tingkat harga yang berlaku. Pemikiran yang melandasi
kurva penawaran agregat Keynes dan pengikutnya (Keynesian) disebabkan
oleh terdapatnya penganguran, perusahaan dapat memperoleh sebanyak mungkin
tenaga kerja tingkat upah yang berlaku. Biaya produksi rata-rata mereka
karenanya diasumsikan tidak berubah walau terjaddi perubahan dalam tingkat
outputnya. Mereka menawarkan berapapun yang diminta pada tingkat harga yang
berlaku. Kurva penawaran agregat jangka pendek (short-run aggregate supply
curve,SRAS) menurut Keynes hanya akan bergeser secara perlahan apabila
suatu perekonomian berada di luar tingkat pengangguran alamiah (natural rate
of unemployment). Pergeseran yang lamban dari kurva penawaran agregat
jangka pendek menurut Keynes terjadi sebagai akibat dari adanya perubahan upah
dan harga yang lamban (ingat asumsi ‘sticky prices and wages’).
Menurut model Keynes, kalau jumlah pengangguran besar (berada di atas
natural rate), akan menyebabkan atau mendorong penyesuain yang sangat
lambat di dalam upah relative terhadap harga-harga. Hal yang sama terjadi
apabila jumlah pengangguran berada dibawah tingkat alamiah dimana tekanan bagi
upah untuk meningkatkan lebih cepat kecil sekali.
1.
Pendekatan Aliran Keynesian Modern
Pendekatan Keynesian yang asli mengasumsikan bahwa upah bersifat tetap.
Teori Keynesian modern menegaskan bahwa tingkat upah dan harga berubah dengan
cukup lambat, tetapi bukanya bersifat tetap. Kurva penawaran agregat dianggap
hampir datar dalam jangka pendek dan mendekati vertical dalam jangka panjang.
Perhatian terutama tertuju pada upah dan proses penyesuaianya untuk menjelaskan
mengapa penyesuaian tidak segera terjadi atau paling tidak mengapa ia tidak
cepat.
2.
Pendekatan Klasik Baru
Pendekatan-pendekatan klasik modern siap untuk mengasumsikan bahwa pasar
tidak selalu berada dalam kondisi keseimbangan. Sebaliknya
pendekatan-pendekatan klasik baru menganut asumsi yang berlawanan dengan itu.
Kita telah mengembangkan satu dari pendekatan klasik baru,yakni pendekatan
keseimbangan harapan yang rasional, yang kita gunakan untuk fungsi penawaran
lucas.
Pendekatan ini seringkali disebut pendekatan keseimbangan informasi pasar
yang tidak sempurna. Sebagaimana yang telah kita lukiskan dalam bagian
sebelumnya, ia tidak menegaskan bahwa orang mau melakukan kesalahan yang sangat
tolol dalam memutuskan lamanya waktu untuk bekerja dan jumlah output yang
mereka hasilkan. Sebaliknya orang berusaha melakukan yang terbaik untuk
memahami situasi kalau mereka menyadari bahwa mereka tidak memiliki informasi
yang di perlukan untuk membuat keputusan yang tepat.
BAB III
PENUTUP
3.1
KESIMPULAN
a)
Penawaran agregat adalah (aggregate
supply,AS) adalah jumlah seluruh barang akhir dan jasa-jasa di dalam
perekonomian yang dijual atau ditawarkan oleh perusahaan-perusahaan (firms)
pada berbagai tingkat harga.Permintaan agregatif adalah seluruh permintaan
terhadap barang dan jasa yang terjadi dalam suatu perekonomian, baik yang
berasal dari dalam negeri maupun yang berasal dari luar negeri.Permintaan dan
penawaran agregat dibedakan menjadi 2 yaitu jangka panjang dan jangka pendek.
b)
Sedangkan menyangkut penawaran
agregat (AS), kaum klasik tidak membuat pembedaan antara kurva penawaran
agregat jangka pendek (SRAS) dan kurva penawaran jangka panjang (LRAS). Kurva
penawaran agregat kaum klasik didasarkan pada asumsi bahwa pasar tenaga kerja
berada pada keseimbangan dengan kesempatan kerja (employment) berada
dalam kondisi full employment. Sedangkan kurva penawaran agregat jangka pendek
(short-run aggregate supply curve,SRAS) menurut Keynes hanya akan
bergeser secara perlahan apabila suatu perekonomian berada diluar tingkat
pengangguran alamiah (natural rate of unemployment).
3.2
SARAN
Makalah yang kami buat ini jauh dari sempurna, maka dari itu
kami mengharapkan kritik dan saran yang sifatnya membangun.
DAFTAR PUSTAKA
Shellasundari. 2013.EkonomiMoneter,Permintaan Dan
PenawaranAgregat.http://shellasun.blogspot.com/2013/07/makalah-ekonomi-moneter-permintaan-dan.html,
diakses pada tanggal 04 januari 2018 pukul 01:23
Beta EvianaRohmahningrum. 2015.EkonomiMakro.https://myfebieviana.wordpress.com/2015/04/21/penawaran-dan-permintaan-agregat/, diakses pada tanggal 04
januari 2018 pukul 01:23
Dornbusch, Rudiger.1997. Ekonomi
Jaka
Boediono.
2002. Ekonomi Makro. Pengantar Ilmu Ekonomi No. 2. BPFE :Yogyakarta rata.
Suprayitno, Eko. 2005Makro. PT RINEKA CIPTA:
. Ekonomi
Islam.Graha Ilmu:Yogyakarta..